This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 21 Juni 2011

ILMU TAJWID by.budak klnsari

Allah Ta'ala berfirman :

"Maka bacalah Al-Qur'an dengan tartil (yang sebaik-baiknya)." (QS. Al-Muzammil : 4)

Rasulullah bersabda :

"Bacalah olehmu Al-Qur'an, maka sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat/pertolongan ahli-ahli Al-Qur'an (yang membaca dan mengamalkannya)." (HR. Muslim)

Rasulullah bersabda :

"Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain." (HR. Bukhori)

Sebelum mulai mempelajari Ilmu Tajwid sebaiknya kita mengetahui
lebih dahulu bahwa setiap ilmu ada sepuluh asas yg menjadi dasar
pemikiran kita. Berikutnya dikemukakan 10 asas Ilmu Tajwid.

  1. Pengertian Tajwid menurut bahasa : Memperelokkan sesuatu.
    Menurut istilah Ilmu Tajwid : Melafazkan setiap huruf dari makhrajnya yang
    betul serta memenuhi hak-hak setiap huruf.

  2. Hukum mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardhu Kifayah dan
    mengamalkannya yakni membaca Al-Quran dgn bertajwid adalah
    Fardhu Ain bagi setiap muslimin dan muslimat ygt mukallaf.

  3. Tumpuan perbincangannya : Pada kalimah² Al-Quran.

  4. Kelebihannya : Ia adalah semulia mulia ilmu kerana ia langsung berkaitan
    dgn kitab Allah Al-Quran.

  5. Penyusunnya : Imam-Imam Qiraat.

  6. Faedahnya : Mencapai kejayaan dan kebahagiaan serta mendapat
    rahmat dan keredhaan Allah didunia dan akhirat. Insya-Allah.

  7. Dalilnya : Dari Kitab Al-Quran dan Hadis Nabi ( S.A.W )

  8. Nama Ilmu : Ilmu Tajwid

  9. Masalah yg diperbaincangkan : Mengenai keadah² dan cara²
    bacaannya secara keseluruhan yg memberi pengertian hukum² cabangan.

  10. Matlamatnya : Memelihara lidah daripada kesalahan membaca ayat²
    suci Al-Quran pada ketika membacanya. Membaca sejajar dgn
    penurunannya yg sebanar dari Allah ( S.W.T )

Tingkatan Bacaan Al Quran

Terdapat 4 tingkatan atau mertabat bacaan Al-Quran iaitu bacaan
dari segi cepat atau perlahan.

  1. At-Tartil : Bacaannya yg perlahan², tenang dan melafazkan setiap
    huruf daripada makhrajnya yg tepat serta menurut hukum²
    bacaan Tajwid dgn sempurna, merenung maknanya, hukum dan
    pengajaran daripada ayat.

  2. At-Tahqiq : Bacaannya seperti Tartil cuma lebih lambat dan perlahan,
    seperti membetulkan bacaan huruf drp makhrajnya, menepatkan kadar
    bacaan mad dan dengung.

  3. Al-Hadar : Bacaan yg cepat serta memelihara hukum²
    bacaan Tajwid.

  4. At-Tadwir : Bacaan yg pertengahan antara tingkatan bacaan
    Tartil dan Hadar, serta memelihara hukum² Tajwid.

Perhatian :
* Tingkatan bacaan Tartil ini biasanya bagi mereka yg sudah mengenal
makhraj² huruf, sifat² huruf dan hukum² Tajwid. Tingkatan bacaan ini
adalah lebih baik dan lebih diutamakan.

* Tingkatan bacaan Tahqiq ini biasanya bagi mereka yg baru belajar
membaca Al-Quran supaya dpt melatih lidah menyebut huruf
dan sifat huruf dgn tepat dan betul.

* Tingkatan bacaan Hadar pula biasanya bagi mereka yang
telah menghafal Al-Quran, supaya mereka dapat
mengulang bacaannya dlm masa yg singkat.

* Tingkatan terakhir pula ialah Tadwir yakni pertengahan
antara Tartil dan Hadar

::TAFSIR::
Surah Al Muzzammil 4
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw supaya membaca Alquran secara seksama (tartil), ialah membaca Alquran dengan pelan-pelan dengan bacaan yang fasih serta merasakan arti dan maksud dari ayat-ayat yang dibaca itu, sehingga berkesan di hati. Perintah ini dilaksanakan oleh Nabi SAW. Dari Siti `Aisyah beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca Alquran dengan tartil, sehingga surah yang dibacanya menjadi lebih lama dari ia membaca biasa.
Dalam hubungan ayat ini Abdullah bin Mugfil berkata:

رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم فتح مكة على ناقته يقرأ سورة الفتح فرجع في قراءته
Artinya:

"Aku melihat Rasulullah SAW pada hari penaklukan kota Mekah, sedang menunggang unta, beliau membaca surah Al Fath di mana bacaan itu beliau melakukan tarji' (bacaan lambat dengan merasakan artinya).
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Pengarang buku Fathul Bayan berkata: Yang dimaksud dengan pengertian tartil ialah kehadiran hati ketika membaca dan tidaklah yang dimaksud itu asalkan mengeluarkan bunyi dari tenggorokan dengan memoncong-moncongkan muka dan mulut dengan alunan lagu, sebagaimana kebiasaan yang dilakukan pembaca-pembaca Alquran zaman sekarang baik di Mesir maupun di Mekah dan sebagainya. Membaca yang seperti itu adalah suatu bacaan yang dilakukan orang-orang yang tidak mengerti agama".
Membaca Alquran secara tartil mengandung hikmah yaitu terbukanya kesempatan untuk memperhatikan isi ayat-ayat yang dibaca dan di waktu menyebut nama Allah si pembaca akan merasa kemahaagungan-Nya. Ketika tiba pada ayat yang mengandung janji, pembaca akan timbul harapan-harapan, demikian juga ketika membaca ayat ancaman, pembaca akan merasa cemas.
Sebaliknya yakni membaca Alquran secara tergesa-gesa atau dengan lagu yang baik tetapi tidak memahami artinya adalah suatu indikasi bahwa si pembaca tidak memperhatikan isi ayat yang dikandung oleh ayat-ayat yang dibacanya

BAB II

HURUF-HURUF HIJAIYYAH DAN MAKHROJNYA

BAB III

CARA MEMBACA TA'AWWUDZ, BASMALAH DAN AWAL SURAT

Lafazh Ta'awudz adalah :

Lafazh basmalah adalah :

Adapun cara membaca Ta'awwudz, Basmalah dan Awal Surat ada 4 (empat) macam :

1. Bacaan Ta'awwudz, Basmalah dan Awal Surat masing-masing diputuskan (terpisah).

Seperti :

(berhenti)

(berhenti)

2. Bacaan Ta’awwudz, Basmalah dan Awal Surat masing-masing disambungkan (diwasholkan).

Seperti :

3. Bacaan Ta’awwudz dihentikan, dan Basmalah disambung dengan Awal Surat .

Seperti :

(berhenti)

4. Bacaan Ta’awwudz dan Basmalah dismbung sedang Awal Surat tidak.

Seperti :

(berhenti)




BAB IV

CARA MEMBACA BASMALAH

Adapun cara membaca basmalah ada 4 macam, 3 macam di antaranya hukumnya boleh dan satu macam lagi terlarang.

Dan tiga macam yang diperbolehkan adalah :

1. Bacaan Basmalah tidak tersambung/berhenti pada akhir Surat pertama demikian pula awal Surat yang kedua tidak disambung dengan Basmalah, maksudnya Akhir Surat pertama, Basmalah dan Awal Surat kedua masing-masing terpisah.

Seperti :

(berhenti)

(berhenti)


2. Membaca Akhir Surat pertama secara terpisah, kemudian membaca Basmalah dan Awal Surat kedua secara sambung (wishol), maksudnya berhenti setelah membaca ayat terakhir pada surat pertama, kemudian membaca Basmalah disambung dengan Awal Surat kedua.

Seperti :

(berhenti)

3. Membaca Akhir Surat pertama, Basmalah dan Awal Surat kedua secara disambung seluruhnya.

Seperti :

4. Adapun yang dilarang adalah membaca Akhir Surat pertama disambung dengan Basmalah, kemudian berhenti, lalu membaca Awal Surat yang kedua. Hal ini dilarang karena dikhawatirkan muncul anggapan bahwa Basmalah merupakan akhir surat pertama.

Seperti :

(berhenti)



BAB V

HUKUM BACAAN ALIF-LAM (AL)

Hukum bacaan alif-lam (AL) terbagi 2 (dua), yaitu : AL-QOMARIYYAH dan AL-SYAMSIYYAH.

1. AL-QOMARIYYAH, adalah bila setelah alif-lam (AL) terdapat salah satu dari huruf-huruf qamariyyah, maka "AL" tersebut dibaca secara jelas/terang bunyinya (Izh-har Qamariyyah). Adapun huruf-huruf Qamariyyah ada 14 yang terangkum dalam kalimat :

Contoh-contoh bacaan AL - Qamariyyah :

Al-fīlu

Al-awwalu

Al-qur'ānu

Al-birru

Al-kitābu

Al-jannatu

Al-mulku

Al-hamdu

Al-wahyu

Al-kholqu

Al-Hidayatu

Al-'ilmu

Al-yaumu

Al-ghōsyiyatu

Alif-lam Qamariyyah bila berada di permulaan kalimat (ayat), maka dibaca jelas "AL"-nya sebagaimana contoh di atas. Namun apabila Alif-lam Qamariyyah berada di tengah kalimat maka hamzah washolnya tidak dibaca, yang dibaca hanya lamnya saja. (Alif tidak pernah menerima baris, selalu dalam keadaan mati).

Contoh :

Al-qur'ānul karīmu

Al-malikul haqqul mubīnu

2. AL-SYAMSIYYAH, adalah bila setelah alif-lam (AL) terdapat salah satu dari huruf-huruf syamsiyyah, maka "AL" tersebut tidak dibaca tetapi langsung dipadukan dengan huruf syamsiyyah setelahnya, biasanya huruf setelah "AL" Syamsiyyah diberi tanda tasydidi/syaddah. Hukum bacaannya disebut IDGHOM SYAMSIYYAH. Adapun huruf-huruf Qamariyyah ada 14 yang menjadi awal setiap kata dalam kalimat berikut :

Contoh-contoh bacaan AL - Syamsiyyah :

Asy-syamsu

At-taubatu

Ash-shomadu

Ats-tsulutsu

Adl-dluhā

Ad-dunyā

Ath-thōriqu

Adz-dzikru

Azh-zhōlimu

Ar-rohmānu

Al-laylu

Az-zīnatu

An-ni'matu

As-samã-u

Alif-lam Syamsiyyah baik berada di permulaan kata/ayat atau dalam rangkaian beberapa kata, lamnya tidak dibaca, tetapi dipadukan dengan huruf-huruf syamsiyyah di depannya (yang bertanda tasydid).

Contoh :

An-nafsa bin nafsi

As-sinna bis sinni

Keterangan :

ā = dibaca panjang seukuran satu alif atau dua harokat è aa

ī = dibaca panjang seukuran satu alif atau dua harokat è ii

ū = dibaca panjang seukuran satu alif atau dua harokat è uu

ō = dibaca panjang seukuran satu alif atau dua harokat è oo

hal ini akan dibahas lebih rinci pada pembahasan tentang MAD

BAB VI

HUKUM MEMBACA LAFZHUL JALAALAH (اﷲ)

Cara membaca lafazh Allah dalam Al-Qur'an ada dua macam, yaitu :

1. Dibaca Tebal jika didahului oleh huruf berbaris fathah dan dhommah.

Contoh :

syahidal-lōhu

Rosūlul-lōhi

2. Dibaca tipis jika didahului oleh huruf berbaris kasroh.

Contoh :

bismillāhi

BAB VII

HUKUM BACAAN NUN MATI DAN TANWIN

Nun mati adalah nun yang bertanda sukun dan baris dua (tanwin)

Setip nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah (kecuali alif), maka cara membacanya ada 4 (empat) macam, yaitu :

1. Izh-har

2. Idghom

3. Ikhfa

4. Iqlab

BAB VIII

I Z H - H A R

Izhar artinya jelas, yakni menyatakan bacaan nun mati dan tanwin dengan jelas (suara "N"nya), tidak samar dan tidak berdengung (suara yang keluar dari hidung). Huruf-huruf IZH-HAR itu ada enam yang dinamakan "huruf halqi" sehingga hukum bacaannya disebut IZH-HAR KHALQI, yaitu :

Huruf-huruf tersebut terhimpun dalam setiap kata dari 6 kalimat berikut :

Contoh bacaan IZH-HAR

Nun mati dalam 2 kata


Nun mati dalam satu kata

man - āmana


yan-awna

in - huwa


yan - hawna

min - 'ilmin


yan - 'iqu

min - hasanatin


yan - hitūna

min - ghillin


fasayun - ghidlūna

min - khoirin


wal mun - khoniqotu

Contoh beberapa bacaan tanwin

kullun - āmana

salāmun - hiya

'alīmun - hakīmun

samī'un - 'alīmun

'azīzun - ghōfūrun

dzarrotin - khoiron


BAB IX

I D G H O M

Idghom artinya memasukkan, yakni memasukkan/meleburkan/menyatukan bunyi nun mati atau tanwin ke dalam salah satu huruf idghom, sehingga bila keduanya dibaca seperti satu huruf yang bertasydid.

Huruf idgom itu ada 6, Semuanya terangkum dalam kalimat :

Idghom terbagi dua :

1. Idghom bighunnah (berdengung pada hidung) : yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf : و م ن ي

Ketika membaca bacaan idhom bighunnah harus ditahan selama satu alif atau dua harokat.

Contoh :

liqowmiy - yu'minūn

iy - yaqūlū

hiththotun -

naghfirlakum

lan - nad'uwā

hudam - min

mim - malja-in

hudaw - warohmatan

miw - warõ-ihim

2. Idghom bilāghunnah (tidak berdengung) : yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf :ل ر

Ketika membaca bacaan idhom bilāghunnah tidak boleh ditahan.

Contoh :

hudal - lilmuttaqīn

yubayil - lanā

ghofūrur - rohīm

mir - robbihim

Hukum bacaan Idghom trejadi hanya bila nun mati dan huruf idghom terdapat dalam dua kata yang terpisah, dan bila nun mati dan huruf idghom terdapat dalam satu kata, maka cara membacanya harus jelas suara "N"nya (Izh-har Mutlaq).

Contoh :

bun - yānun

qin - wānun

shin - wānun

Catatan :

Selain jenis idghom di atas, masih ada lagi jenis idghom lainnya, yaitu :

a) IDGHOM MUTAMATSILAIN

Terjadi apabila bertemunya dua huruf yang sama makhroj dan sifatnya di mana huruf pertama mati dan huruf keduanya hidup.

Contoh :

dzal bertemu dzal

idz - dzahaba

ba bertemu ba

idhrib - bi 'ashōka

dal bertemu dal

wa qod - dakholū

b) IDGHOM MUTAJANISAIN

Terjadi apabila bertemunya dua huruf yang makhroj dan sifatnya sama/sejenis di mana huruf pertama mati dan huruf keduanya hidup..

Contoh :

ta bertemu tho

wa qōlath - thõifatun

ta bertemu dal

atsqolad-da'awallōhu

dzal bertemu zho

izh - zholamū

qaf bertemu ro

qur - robbi

c) IDGHOM MUTAQORAIBAIN

Terjadi apabila bertemunya dua haruf yang makhroj dan sifatnya berdekatan di mana huruf pertama mati dan huruf keduanya hidup..

Contoh :

Ba bertemu mim

Yā bunayyar kam-ma'anā

tsa bertemu dzal

Yalhadz - dzālika

Qaf bertemu kaf

Alam nakhluk - kum

Bila kedua huruf yang bertemu tersebut adalah salah satu dari huruf qolqolah, maka hukum qolqolahnya tidak dibaca. (lihat bab qolqolah).


BAB X

IKHFA

Ikhfa artinya menyamarkan, yaitu menyamarkan suaran nun mati atau tanwin (antara suara "N" atau "NG") sehingga menimbulkan suara berdengung di hidung bila bertemu salah satu daru huruf-huruf ikhfa. Bacaan ikhfa harus ditahan selama satu alif atau dua harokat. Adapun huruf ikhfa ada 15, yaitu :

Contoh bacaan :

BAB XI

IQLAB

Iqlab artinya mengganti/menukar/membalikkan, yakni menukar/mengganti bacaan nun mati atau tanwin menjadi suara "M" dengan berdengung ketika bertemu dengan huruf ba. Bacaan iqlab harus ditahan selama satu alif atau dua harokat.

Contoh :


BAB XII

HUKUM MIM MATI

Jika mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah kecuali alif, maka cara membacanya ada tiga macam, yaitu :

1. IDGHOM MUTAMATSILAIN

Yaitu apabila mim mati bertemu dengan mim, maka membacanya dengan memadukan kedua huruf tersebut dengan suara dengung (ghunnah) selama satu alif atau dua harokat.

Contoh :

2. IHKFA SYAFAWI

Yaitu apabila mim mati bertemu dengan ba, maka membacanya dengan menyamarkan suara mim dan dengan suara dengung (ghunnah) selama satu alif atau dua harokat.

Contoh :

3. IZH-HAR SYAFAWI

Yaitu apabila mim mati bertemu dengan huruf-huruf selain mim dan ba, maka membacanya harus dengan jelas.

Contoh :

BAB XIV

HUKUM BACAAN RO

Hukum bacaan ro itu ada tiga macam , yaitu :

1. TAFKHIM, artinya ro dibaca tebal

RO dibaca tebal apabila dalam keadaan :

a. RO berbaris fathah/fathatain atau dhommah/dhommatain.

Seperti :

b. RO mati/sukun dan huruf sebelumnya berbaris fathah atau dhommah

Seperti :

c. RO mati bila di hadapannya terdapat huruf berbaris fathah atau kasroh dan huruf sebelumnya berbaris kasroh 'aridhoh berhamzah washol (hamzal washolnya tidak dibaca)

Seperti :

d. RO di akhir kalimat yang berbaris fathah, dhommah/dhommatian, atau kasroh/kasrotain di akhir kalimat/ayat yang diwaqofkan (berhenti) yang didahului huruf berbaris dhoomah atau fathah.

Seperti :


e. RO di akhir kalimat yang berbaris fathah, dhommah/dhommatian, atau kasroh/kasrotain di akhir kalimat/ayat yang diwaqofkan (berhenti) didahului huruf selain huruf 'ya' yang berbaris mati/sukun dan didahului lagi huruf berbaris fathah atau dhommah.

Seperti :

2. TARQIQ, artinya ro dibaca tipis

RO dibaca tipis bila dalam keadaan :

a. RO berbaris karoh atau kasrotain

Seperti :

b. RO mati/sukun didahului huruf berbaris kasroh

Seperti :

c. RO yang berbaris fathah, dhommah/dhommatian, atau kasroh/kasrotain di akhir kalimat/ayat yang diwaqofkan (berhenti) yang didahului huruf berbaris kasroh.

Seperti :

muqtadir

d. RO bertanda hidup (kasro/kasrotain atau dhoma/dhommatain) yang didahului oleh huruf ya mati/sukun dan diwaqofkan (berhenti).

Seperti :

e. RO di akhir kalimat yang berbaris fathah, dhommah/dhommatian, atau kasroh/kasrotain di akhir kalimat/ayat yang diwaqofkan (berhenti) didahului huruf selain huruf 'ya' yang berbaris mati/sukun dan didahului lagi huruf berbaris kasroh.

Seperti :

as-sihr

3. TARQIQ DAN TAFKHIM, artinya ro boleh dibaca tipis atau tebal.

RO mati dan huruf sebelumnya berbaris kasroh kemudian di hadapannya ada salah satu huruf isti'la ( ).

Seperti :

BAB XIII

HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID

Adapum mim dam nun bertasydid itu dibaca dengan berdengung di hidung selama satu - satu setengah alif atau dua - tiga harokat. Hukum bacaan ini disebut WAJIBUL GHUNNAH / TAJIBUL GHUNNAH.

Contoh :