This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 27 Agustus 2011

do'a nabi berlindung

قال أنس بن مالك رضي الله عنه : كُنْتُ أَسْمَعُ النبي صلى الله عليه وسلم، كَثِيرًا، يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

(صحيح البخاري)

Berkata Anas bin Malik ra :
Aku mendengar Nabi saw sering berdoa : “wahai Allah Sungguh Aku Berlindung pada Mu dari Gundah dan Sedih, juga dari Lemah dan Malas, dan dari Kikir dan penakut, dan dari himpitan hutang dan penindasan orang lain” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ، وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِر،ِ الحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ هَدَانَا، بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَار مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ، وَقَدْ نَادَانَا، لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلهِ, الحَمْدُللهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا اْلمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ، وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا اْلإِجْتِمَاعِ اْلعَظِيْمِ، وَاجْتَمَعْنَا فِيْ سِرِّ اْلعَظِيْمِ اْلأَعْظَمِ، جَلَّ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى، وَمَحَبَّةِ رَسُوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمَّ، نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِمَحَبِّتِهِ، وَبِخِدْمَةِ شَرِيْعَتِهِ، وَبِعَمِلِ سُنَّتِهِ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ

Limpahan Puji ke hadirat Allah atas kehadiran mulia kita di dalam perjamuan Ilahi yang Maha Agung , Yang Maha membuka keluhuran sepanjang waktu dan zaman, dan keluhuran terbesar terbuka dengan kebangkitan Sayyidina Muhammad SAW, sepanjang waktu dicipta dan alam semesta dihamparkan belum ada keluhuran yang dibuka sedahsyat kebangkitan Muhammad Rasulullah SAW, dan terbukalah sedemikian banyak rahasia kebahagiaan dan keluhuran dunia dan akhirah terbuka dari tuntunan Sang Nabi, mutiara kelembutan Ilahi menuntun hamba-hamba yang keras hati menjadi lembut dan menjadi lentur hatinya, menuntun para pencaci dan para penggunjing kepada para pencinta dan ahlu zikir yang terus basah lidahnya dengan zikrullah, menuntun para pemilik jiwa yang keras menjadi para pemilik jiwa yang selalu mengalirkan airmata khusyu’, inilah kebangkitan Sayyidina Muhammad Siraajan muniraa pelita yang menerangi jiwa hamba-hamba Ilahi, dicipta oleh Allah sebagai penerang sanubari,

Muhammad Rasulullah SAW, yang dengan mengikuti tuntunan beliau dan mutiara keindahan beliau maka bergetarlah jiwa, terbuka pintu-pintu keagungan Rabbul ‘Alamin, pintu-pintu khusyu’, tangga-tangga keluhuran menuju kedekatan ke hadirat Allah kepada derajat Shiddiqin, walmuqarrabin, wasshalihin, terangkatlah derajat para pendosa menuju derajat para muqarrabin, jiwa yang suci, jiwa yang luhur, ucapan yang suci, ucapan yang luhur, perbuatan yang suci, perbuatan yang luhur, kehidupan yang suci, kehidupan yang luhur, demikian kemuliaan tuntunan Sang Nabi.(saw)

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Allah SWT membuka rahasia kenikmatan dan rahasia kemudahan untuk mencapai keluhuran didalam perbuatan sehari-hari kita, dengan mengajarkan kita selalu melakukan shalat yang di dalamnya tersimpan padanya kalimat-kalimat agung, pembuka rahasia kenikmatan yang jika kita mendalaminya maka sungguh berbeda dengan mereka yang mengucapkannya tanpa mendalaminya,

إِهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ ( الفَاتِحَةْ : 6

“ Tunjukkan kami ke jalan yang lurus “. ( QS. Alfatihah : 6

Ucapan ini membuka sedemikian banyak keluhuran di dalam hari-harimu.

صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ( الفَاتِحَة : 7

“Jalan orang-orang yang Kau limpahi kenikmatan pada mereka”. ( QS. Alfatihah : 7)

Ucapan ini membuka beribu-ribu kenikmatan yang sebelumnya belum terbuka untuk kita, dan ucapan :

غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَآلِّيْنَ ( الفاتحة : 7

“ Bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat”. (QS. Alfatihah : 7 )

Maka ucapan ini menutup sedemikian banyak pintu kemurkaan Ilahi pada hari-harimu, demikian keagungan kalimat-kalimat suci yang menuntun pada kesucian, maka dalamilah maka renungilah maka tafakkurilah di saat kau berdiri menghadap Rabbul ‘Alamin di dalam shalatmu ketika mengucapkan kalimat-kalimat luhur ini, sungguh Allah melihat sanubari hamba-hambaNya sebagaimana riwayat Shahih Muslim, ketika seseorang membaca :

إِهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ ( الفَاتِحَةْ : 6

maka Allah menjawab:

هَذَا لِعَبْدِيْ وَلِعَبْدِيْ مَاسَأَلَ

“ ini ucapan untuk hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang ia minta”

Dan ketika hamba meneruskan sampai kalimat وَلَا الضّآلَينَ , Allah menjawab:

هَذَا لِعَبْدِيْ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ

Jangan risau akan pengabulan doa dalam ucapanmu di surah Al Fatihah yang merupakan Sab’u Al matsaani (7 ayat luhur) dan qalb Al qur’an (hati sanubari Alqur’an), yang merupakan rahasia keagungan Alqur’an al karim. Ketika kau mengucapkan :

إِهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ

“Tunjukkan kami ke jalan yang lurus”, ucapakan pula dengan jiwamu kepada Sang pemilik jalan keluhuran, maka Allah akan menjawabnya: “ ini ucapan untuk hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang ia minta”, kan terbuka padamu jalan keluhuran dan kebahagiaan, jalan yang dicintai dan diridhai Allah.

Dan ketika kau mengucapakan :

صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِيْنَ ( الفاتحة : 7

Jalan kehidupan orang yang Engkau beri kenikmatan oleh Mu dan dilimpahi keridhaanMu, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan orang-orang yang dalam kesesatan. Maka ketika kau mendalami maknanya, beri kami kenikmatan yang kami dambakan dan yang belum kami ketahui,
karena Allah menjanjikanmu kenikmatan yang lebih dari yang kita ketahui ,

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لَا عَيْنٌ رأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“ Kusiapkan untuk hamba-hambaKu yang shaleh apa-apa (kenikmatan) yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, ataupun terlintas di hati seorangpun“ (Shahih Bukhari)

Kenikmatan yang belum terlintas pun telah disiapkan untuk mereka yang mau khusyu’ di dalam pembacaan surah Al Fatihah ini, ia meminta kenikmatan dari Allah:

صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِيْنَ

Maka berdoalah, maka memohonlah pada Yang Maha memilikimu, Maha memiliki hari esokmu, maha memiliki siang dan malam, maha memiliki langit dan bumi, maha memiliki setiap daratan dan lautan, maha mendengar setiap getaran perasaan, maha merubah beribu-ribu takdir hari esokmu dengan limpahan kenikmatan dan kebahagiaan ataupun menjadikannya cobaan, maka panggillah namaNya Yang Maha Luhur untuk meminta kepadaNya jalan yang benar, jalan orang yang dilimpahi kenikmatan bukan jalan orang yang dilimpahi kesesatan.

Maka setelah selesai di dalam shalat kita, kita akan melihat bagaimana keindahan dan kenikmatan bertebaran dalam hari-hari kita, karena Allah telah menjanjikannya, jika mereka yang belum percaya maka cobalah buktikan keagungan surah Al Fatihah kalimat Ilahi yang ditafakkuri, kalau tidak ditafakkuri seperti orang yang diberi kendaraan bermotor tapi tidak bisa menjalankannya, dibiarkan saja di depan matanya tidak bisa dipakai, punya kendaraan tapi tidak bisa memakainya tidak bisa menjalankannya, lebih baik ia berjalan kaki daripada ia duduk di depan kendaraan bermotor karena dia tidak bisa menjalankannya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Demikian pula mereka yang tidak mendalami agungnya surah Al Fatihah maka hilanglah beribu-ribu kenikmatan dalam setiap ucapan surah Al Fatihah, sirnalah dan lewatlah kesempatan-kesempatan luhur yang semestinya ia dapatkan dalam detik-detik kehidupan nya.

Hadirin hadirat… ada detik-detik mahabbah, ada detik-detik rindu kepada Allah, ada detik-detik air mata mengalir mengharapkan ridhaNya, ada detik-detik munajat terindah yang menenangkan jiwamu dari kegundahan, ada detik-detik turunnya pengampunan, ada detik cahaya ijabah mengangkat segala kesulitan.

Hadirin hadirat…bumi beserta segala pendamannya telah Allah pasrahkan dan Allah berikan kepada Sayyidina Muhammad SAW. Rasul SAW bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :

أُعْطِيْتُ مَفَاتِيْحَ خَزَائِنِ اْلأَرْضِ حَتَّى وُضِعَتْ فِي يَدِيْ

“ Aku diberi seluruh kunci dari pendaman bumi hingga diletakkan di tangan ku “

apakah itu berupa musim kemarau yang tidak membawa kerusakan tapi membawa keuntungan, musim hujan yang membawa keberuntungan, tanaman yang selalu berhasil, tambang-tambang yang mudah dimunculkan. Semua apa yang ada di bumi ini sudah diberikan kunci-kunci keberkahannya kepada Nabi Muhammad dan diletakkan di tangan beliau, ditaruhkan seluruh kunci-kunci pendaman bumi di tanganku, kata Rasulullah SAW.

Perbanyak shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW, karena shalawat membuka kemakmuran dunia dan akhirah, keberkahan dunia dan akhirah karena Rasul SAW telah bersabda :

أَنَا قَاسِمٌ وَاللهُ يُعْطِي

“ Aku yang membagi-bagikan dan Allah Yang Maha Memberi “(shahih Bukhari)

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…

Allah sudah serahkan kunci-kunci keberkahan kehidupan ini beserta rizki, kemudahan dan lain sebagainya, tinggallah kita ingin mencapainya dengan mengikuti tununan Sang Nabi makin barakah hidup kita.
(mungkin dihati kita berucap) “Banyak kok orang-orang makmur dan kaya tanpa mengikuti Sunnah”, lihat nanti akhirnya, lihat nanti hari kedepannya, apakah kekayaannya abadi atau sekarang ia dimuliakan, dicintai dan terpuji, satu dua tahun kemudian ia dicela oleh semua orang, atau saat ini ia dalam kemuliaan sebentar lagi dalam kehinaan!? namun mereka yang berada dalam tuntunan Sayyidina Muhammad SAW :

أنَّ اْلأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُوْنَ

“ Sesungguhnya bumi ini diberikan dan diwariskan kepada hamba-hambaKu ( Allah ) yang shalih “ (QS Al Anbiya 105)

Hadirin hadirat…Para shalihin shalihat sebagian di antara mereka terlihat kehidupannya sederhana karena memang tidak menginginkannya, mereka yang menginginkannya untuk membantu para fuqaraa’ maka Allah akan berikan keluasan seluas-luasnya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Maka mintalah kemakmuran kepada yang memilikinya ( Allah ), dan bukalah kunci keberkahan kehidupan dunia ini pada yang telah diserahkan kuncinya oleh Allah yaitu Nabiyyuna Muhammad SAW,perbanyaklah shalawat dan salam pada Sang Nabi, hari-hari kita akan dilimpahi keberkahan dan kemakmuran dunia wal akhirah, amin.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Munculnya musibah, munculnya kesulitan, munculnya berbagai macam bencana alam,munculnya hal-hal fitnah, pembunuhan dan lain sebagainya ini, bagi orang yang mengerti ilmu hadits ini merupakan satu syarat akan munculnya hal yang menggembirakan sebagaimana janji Sang Nabi SAW, beliau telah mengatakan ini “ akan terjadi nanti di akhir zaman banyak pembunuhan, banyak gempa bumi, banyak yang mengaku Nabi , banyak terjadi perpecahan dan setelah itu Allah tumpahkan kemakmuran”, karena ummatNya ini berubah menjadi baik, karena para sahabat bertanya : Ya Rasulallah, kami ingin tahu hari-hari di saat Allah tumpahkan maal ( harta ) seluas-luasnya dan kemakmuran pada muslimin muslimat, keadaan orang-orang seperti apa saat itu ? Rasul berkata :

سَجَّادَةٌ وَاحِدَةٌ خَيْرٌلَهُمْ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“ Mereka lebih mencintai satu kali sujud daripada dunia dan seisinya “(shahih Bukhari)

Untuk orang seperti itulah kelak kemakmuran brelimpah, semoga Allah memuliakan kita dengan rahasia keagungan sujud. Bencana alam kita sudah lihat, gempa bumi dan lain sebagainya terus dan terus, yang mengaku nabi, yang pembunuhan dan lain sebagainya semua sudah terjadi. Itu semua menandakan bahwa yang disebut oleh Nabi itu sudah terjadi, tinggal satu lagi kemakmuran yang akan muncul.

Aku bersumpah demi hadits mulia Sang Nabi SAW riwayat Shahih Bukhari itu, lima atau enam tahun yang akan datang kita akan melihat kemakmuran bagi muslimin jauh daripada sekarang. Bagi yang panjang umurnya sampai lima atau enam tahun kedepan akan melihat bagaimana limpahan kemakmuran dari Allah SWT, sebagaimana janji Sayyidina Muhammad SAW,

اَلَّذِيْ لَايَنْطِقُ عَنِ اْلهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوْحىَ

“ Yang tidak berbicara dengan mengikuti hawa nafsu, melainkan wahyu yang telah disampaikan” (Annajm 3-4)

Sekarang ada orang yang menangis sedih karena kesulitan, karena masalah dan lain sebagainnya, lihat lima atau enam tahun yang akan datang Allah akan tumpahkan kemakmuran kepada muslimin muslimat. Dikatakan oleh para Mufassir (para ahli tafsir), pada saat itu Allah SWT memberikan kemakmuran pada orang-orang muslim sampai semua orang mengarah pada orang orang muslim dan para shalihin, karena mereka diberi kemakmuran. Orang muslim mengadakan usaha berhasil, bikin perkebunan berhasil, peternakan berhasil, tambang berhasil semuanya berhasil. Orang-orang yang memusuhi Islam usahanya dirusak oleh Allah, tanamannya dirusak, ternaknya terkena wabah, terus dihujani kesulitan oleh Allah, sehingga orang-orang lari kepada muslimin, lari kepada shalihin karena kemakmuran di tangan muslimin dan para shalihin.

Hadirin hadirat ..Ucapan itu seakan-akan angan-angan bagi kita sekarang, tapi kalian dengar ucapan ini lima atau enam tahun kedepan buktikan ucapan ini muncul, (kalian akan berkata) lima enam tahun yang lalu aku mendengar ucapan ini dan (kini) terjadi, dan hal itu pasti terjadi karena itu bukan ucapan saya tapi janji Sayyidina Muhammad SAW.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Sang Nabi Muhammad SAW sangat mengetahui bahwa ummatnya sering berada dalam kesedihan, sering berada di dalam masalah, sering berada di dalam himpitan dalam kehidupan di dunia, maka seraya mengajarkan hadits mulia ini yaitu doa yang diajarkan kepada Anas Ibn Malik RA dan para shahabat :

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَاْلحَزَنِ وَاْلعَجْزِ وَاْلكَسَلِ وَاْلبُخْلِ وَاْلجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

“ Wahai Allah aku berlindung kepadaMu dari gundah dan sedih “(Shahih Bukhari)

Manusia itu tentunya tidak hilang dari gundah, tapi kalau gundah dan sedih itu terus menyiksanya hancurlah hidupnya, tidak terasa kenikmatannya dan semakin berat cobaannya. Padahal kalau ia tidak gundah dan tidak sedih, maka niscaya kenikmatannya terasa walaupun ada satu atau dua musibah ia tetap merasa dalam kenikmatan, demikian pula kalau dalam musibah ia akan merasa tenang dan bersabar karena hatinya damai dan tenang. Tapi kalau gundah dan sedih muncul dalam kenikmatan atau dalam musibah, tetap kita seperti di dalam neraka kehidupan, Sang Nabi mengetahui itu bagaimana mengobatinya?, maka berlindunglah kepada Yang Maha sangat menenangkan jiwa seraya berkata :

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَاْلحَزَنِ

“ Wahai Allah aku berlindung kepadaMu dari gundah dan sedih “

وَاْلعَجْزِ وَاْلكَسَلِ

“ dan dari kelemahan dan rasa malas”

Dan berlindung daripada tubuh yang lemah, iman yang lemah,atau semangat yang lemah atau kehidupan yang lemah . وَاْلكَسَلِ ( dan malas ), waktu ada untuk untuk melakukan hal-hal yang mulia, mau silaturrahmi bisa tapi malas, mau nasehati orang tinggal buka hp nya sms semua orang, sudah shalat asar belum?, sudah shalat maghrib belum?, berapa harga sms dibagikan!? Tapi malas, padahal itu mulia dan luhur, itu mewakili seruan Nabi Muhammad SAW,
bangun shalat subuh atau shalat tahajjud sms temanmu, sudah shalat subuh belum?, sudah bangun tahajjud belum,,?, ini kemuliaan .

Zaman sekarang masuk sms sana sini ; “kalau yang menyebarkan sms ini sebanyak sepuluh sms maka akan dapat keberkahan, yang tidak menyebarkan akan mendapat kehinaan”, jangan percaya sms seperti itu, karena takdir Allah bukan dari sms, rizki dan kesulitan bukan dari sms demi Allah.. tapi dari Rabbul ‘Alamin SWT.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Bisa sebarkan dakwah Sang Nabi lewat hp kita itu, jadikan hp itu saksi di yaumul qiyamah bahwa kita memakainya dalam keluhuran. Lanjutan dari hadits ini :

وَاْلجُبْنِ وَاْلبُخْلِ

“ dan dari rasa takut dan rasa kikir “

Rasa takut disini, bisa takut pada musibah, bisa takut kepada manusia, bisa takut kepada makhluk ghaib. Sebagian orang mengadukan kepada saya mau shalat tahajjud takut, takut kenapa?, justru kalau bermaksiat setan banyak mengerubuti, kalau tahajjud tidak ada setan mendekat.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Kalau zikir atau tahajjud tengah malam maka Malaikat menjagamu, Allah turunkan para malaikat untuk menjaga kita, jangankan setan mengganggu mendekatpun setan tidak bisa karena ikhlas lillahi ta’ala mau dekat kepada Allah menjalankan sunnah Nabi, jangankan mengganggu, mendekat pun setan tidak bisa. Kalau dalam maksiat banyak setannya, kalau dalam tahajjud tidak ada setan yang mendekat,
cuma setan merisaukan kita ; “kamu bangun malam nanti kamu akan melihat wujud ini”, tidak akan pernah terjadi..!, buktikan ucapan saya, selama niatmu luhur, niatmu bangun ingin dekat kepada Allah, tidak satu jin atau setanpun yang mampu mendekat kepadamu, maka hal ini akan mengganggu kita dari kemuliaan, mau shalat subuh tidak berani tunggu teman dulu mau wudhu’.

Hadirin hadirat..jadi rasa takut disini banyak diantaranya yang telah saya sebutkan,takut pada makhluk ghaib dan juga takut kepada manusia. Gara-gara takut kepada manusia maka tidak berani berbuat baik, bukan berarti pemberani itu adalah orang yang kasar atau orang yang bengis. Rasul SAW orang yang paling ramah tapi beliau orang yang paling pemberani, pemberani tapi ramah. Justru orang yang ramah tapi pemberani itu jauh lebih ditakuti daripada orang yang bengis walaupun ia pemberani.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…

Dan juga takut akan datangnya musibah, kalau aku banyak beribadah nanti datang cobaan, kalau aku dekat dengan Allah nanti datang cobaan,

إِذَا أَحَبَّ اللهُ عَبْدًا اِبْتَلاَهُ

“ Jika Allah mencintai hamba maka Dia ( Allah ) akan mengujinya “

Di uji dengan apa dulu?, bisa diuji dengan kenikmatan, bisa diuji dengan keluhuran dan kemakmuran, dan ujian Allah itu datang satu untuk membuka beribu-ribu kenikmatan sesudahnya.

Hadirin hadirat…lantas (diantara) kita berfikir, “Rasul SAW saja orang yang paling bertakwa banyak musibahnya!”,
(sungguh) alam semesta tunduk pada Sayyidina Muhammad SAW, batu dipanggil untuk datang maka batu datang, pohon dipanggil maka pohon pun datang. Diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik di dalam kitab As Syifaa’ oleh Hujjatul Islam Al Imam Qadhi ‘Iyadh dalam salah satu riwayat bahwa satu siang hari Rasul SAW ingin buang air kecil dan tidak menemukan tempat yang tersembunyi di padang pasir, maka kata Anas bin Malik “ tidak ada tempat ya Rasulallah untuk bersembunyi”, maka Rasulullah berkata : “ Kau lihat semua batu besar dan pohon disekitar sini katakan bahwa Rasulullah memanggilmu”, maka Anas datang kepada pohon itu dan berkata :

رَسُوْلُ اللهِ يَدْعُوْكِ

“ Rasulullah memanggilmu”

Maka pohon itupun keluar dengan mengeluarkan akarnya mendekati Nabi Muhammad SAW, demikian pula batu yang besar-besar membelah bumi menutupi Sang Nabi bagaikan benteng, alam semesta tunduk kepada Sayyidina Muhammad SAW . Hadirin hadirat…bulan dipanggil pun datang, disuruh terbelah ia pun terbelah, demikianlah orang yang sangat dimuliakan Allah datang ujian satu dua tentunya kenikmatannya jauh lebih besar daripada ujiannya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Demikian nikmat Allah SWT, orang yang dicintai Allah makin dicintai makin dilimpahi kenikmatan, Allah tidak ingin melihat ia sedih jika ia sedih Allah beri kemudahan, jika tidak maka Allah beri ia kesedihan dan menjadikan kesedihannya itu membuat ia semakin dekat kepada Allah SWT, dipermudah hidupnya supaya tidak sulit beribadah kepada Allah karena ia mencintai Allah, Ja’alanallahu wa iyyakum minhum ( Semoga Allah menjadikan kita diantara mereka ).

وَاْلجُبْنِ وَاْلبُخْلِ

“ dan dari rasa takut dan rasa kikir “

Terkadang orang itu berbeda, barangkali ia memiliki harta banyak, semakin banyak hartanya semakin sulit untuk mengeluarkannya, kalau ia punya uang seratus ribu tidak berat ia keluarkan seribu, tapi kalau uangnya satu juta, sepuluh ribu masih ringan, kalau memiliki uang sepuluh juta keluarkan seratus ribu pikir dulu, kalau uangnya satu miliyar keluarkan satu juta pikir-pikir dulu,
dan begitu hadirin hadirat semakin luas kenikmatan bisa membuat orang semakin kikir, dan seperti ini yang dikhawatirkan.

Tapi Allah SWT juga mengajarkan kepada Sang Nabi untuk tidak terlalu berbuat seluas-luasnya , ada orang yang punya uang seratus ribu diberikan saja kepada semua yang meminta, akhirnya esok datang kebutuhannya ia berkata : mana ini Allah, aku dermawan kok Allah tidak memberiku rizki, hal seperti ini awalnya dia bersifat dermawan tapi akhirnya ia ingin memperbudak Allah dengan keinginannya, hati-hati dengan yang seperti ini, maka berinfaklah dengan apa adanya yang ada pada kita sedekahkan semampunya.

وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

“ dan dari himpitan hutang dan penindasan orang lain”

Banyak orang yang punya usaha, hutangnya banyak tapi berjalan, masuk hutang bayar lagi, masuk hutang selesai lagi, tapi ada orang yang terjebak hutang, hutang hutang terus ini yang disebut dhala’ad dain ( tumpukan hutang ). Rasul SAW tahu itu sangat menyulitkan ummatnya, bagaimana jalan keluarnya? Minta kepada Allah SWT, Allah SWT akan mempermudah jalan kehidupannya.

وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

“ dan penindasan oleh orang lain “

Penindasan oleh siapa saja, oleh temankah, kekasihkah, kerabatkah dan oleh siapa pun, maka hal itu bisa terhindar bagaimana caranya ini?, bisa bebas dari kesedihan bebas dari kegundahan, bebas dari semua yang saya sebutkan ini, bagaimana caranya?

Perbanyaklah kemuliaan kepada sang pembawa rahmatan lil’alamin yang mengajarkan kita doa tersebut, untuk menyingkirkan hal-hal seperti ini, orang yang mengamalkan doa ini ada di wirdul latif Al Imam Hujjatul Islam wa barakatul anam Al Imam Abdullah bin Alawy Al Haddad AR, dibaca setiap pagi dan sore, maka Allah SWT akan mempermudah hari-harinya , jika ada kegundahan, jika ada kesedihan tidak sebesar daripada orang yang tidak membacanya,jika ada hutang jika ada penindasan atau lain sebagainya akan dihindarkan oleh Allah SWT.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Hidup kita bahagia, tenang dan damai dengan tuntunan Sayyidina Muhammad SAW . Sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, Rasul SAW bersabda :

مَنْ لَا يَرْحَمُ لَايُرْحَمُ

“ Barangsiapa yang tidak mengasihani, maka ia tidak dikasihani “

Jadi semakin kita bengis kepada orang lain, hati-hati takdir Allah semakin bengis kepada kita. Maka semakin kita berlemah lembut kepada orang lain, Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang makin berlemah lembut kepada kita.

Maka berlemah lembutlah kepada orang lain semampunya , dan berusahalah jika orang-orang berbuat jahat kepada kita doakan agar dia diberi hidayah, karena banyak dari teman dan saudara kita itu berbuat kemungkaran karena dijebak oleh syaitan, hatinya tidak mau, hatinya ingin baik, mungkin ia melihat kalian hadir ke majelis hatinya terpanggil walaupun dia sedang dalam keadaan mungkar dan dosa , (si pendosa berkata dalam hatinya) “aku ingin seperti dia hadir ke majelis” namun dikalahkan oleh kekuatan syetan,,”ah nanti saja lain waktu”, nah hal seperti ini yang perlu dikasihani, hidayah ada di hatinya tapi ia dikalahkan oleh kekuatan syetan maka perlu dikasihani, diseru dengan kelembutan dan diajak kepada keluhuran.

Warisi perjuangan Nabi kita Muhammad SAW dalam hari-hari kita, bukan berarti harus menjadi Da’i semua namun jadilah penyeru ke jalan keluhuran di rumah, di tetangga, di pekerjaan, di sekolahan, kenalkan budi pekerti yang baik pada ayah bunda,
“kenapa ayah ibu saya selalu kasar pada saya?” Kalau kau berlemah lembut pada mereka sekali,dua kali, tiga kali, seminggu dua minggu, belum satu bulan engkau berlemah lembut pada ayah ibu mu, kau akan menjadi orang kesayangannya, dan kau tidak akan disakiti perasaanmu karena kau menjadi anak yang di banggakan, kenapa ? karena sangat berlemah lembut pada Ayah Bunda nya.

Hampir semua orang yang bengis kepada orang lain, kalau ia di lemah lembuti maka ia akan berubah menjadi baik, kenapa? Karena, pedang akhlak dan budi pekerti itu adalah pedang cahaya, kalau pedang besi hanya bisa merobek dada atau jantung, membunuh…, paling banyaknya tidak bisa lebih dari itu,
tapi pedang cahaya itu bisa menembus sanubari , merubah hati yang keras menjadi hati yang lembut penuh cahaya, membuat orang yang bengis menjadi orang yang sangat sering menangis, membuat orang yang selalu berbuat jahat menjadi orang yang selalu berbuat baik, membuat musuh terjahat menjadi teman tersetia, itulah pedang cahaya akhlak Sayyidina Muhammad SAW . Demikian banyak saya tidak bisa sebutkan satu persatu, riwayat Shahih Bukhari dan lainnya ; orang yang berkata kepada Nabi Muhammad SAW tidak ada orang yang lebih kubenci dari Muhammad SAW, tapi setelah keramahan beliau berubah menjadi orang yang paling dicintainya adalah Sayyidina Muhammad SAW .

Hadirin hadirat…
Kita bermunajat kepada Allah SWT semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan kebahagiaan kepada kita, juga kepada guru-guru mulia kita Al Habib Hud Bin Muhammad Bagir Al Atthas, As Syaikh Muhammad Abdullah dari Sidney, Al Habib Ibrahim Aidid, dan para habaib semoga dipanjangkan usia mereka dalam rahmat dan keberkahan, dan semoga Allah SWT memuliakan dan mengabulkan semua hajat mereka dan semua yang hadir . Kita bermunajat kepada Allah, meminta kepada Allah SWT rahasia keagungan doa :

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَاْلحَزَنِ وَاْلعَجْزِ وَاْلكَسَلِ وَاْلبُخْلِ وَاْلجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَال

Wahai Allah jauhkanlah dari kami kegundahan dan kesedihan, kami berlindung kepadaMu dari gundah dan sedih, kami berlindung kepadaMu daripada sifat takut dan sifat kikir , kami berlindung kepadaMu daripada himpitan hutang dan segala penindasan, kami berlindung kepadaMu dari segala musibah. Wahai Yang Maha menyingkap musibah menjadi rahmah , wahai Yang Maha menggantikan kesulitan dengan kemudahan , wahai yang maha menerbitkan matahari dari kegelapan malam, terbitkan rahmat dan pengampunan pada hari-hari kami dan tiada pernah terbenam sampai kami berjumpa denganMu di hari perjumpaan, wahai yang maha memanggil setiap hambaNya menuju kedekatan dan ridhaNya .

Rabbi Rabbi..pastikan siang dan malam kami dilewati dalam keluhuran, perbaiki keadaan kami yang masih dalam kehinaan angkat menuju keluhuran , yang dalam keluhuran tambahkan dalam keluhurannya. Ya Rahman Ya Rahim kumpulkan kami dalam cahaya keluhuran dunia dan akhirah, muliakan kami dengan kemuliaan ;

إِهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِيْنَ

Ya Rahman Ya Rahim, wahai yang maha tunggal dan maha abadi, wahai pencipta alam semesta dari tiada, wahai yang maha menjadikan seluruh alam semesta ini tetap bertahan selama ada yang memanggil namaMu,

لَاتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يُقاَلُ فِي اْلأَرْضِ : اللهُ اللهُ وَلَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ عَلَى رَجُلٍ يَقُوْلُ : اللهُ اللهُ

Tiada akan datang hari kiamat selama masih ada yang memanggil nama Allah, Allah dari ummat Nabi Muhammad SAW…dan seorang yang berkata Allah, Allah maka kiamat tiada akan menimpanya (Shahih Muslim), maka serulah nama Yang Maha Luhur yang dengan menyerunya tersingkaplah dan terjauhkanlah musibah, kalau hari kiamat yang merupakan kehancuran alam semesta saja tertahan karena orang yang berzikir Allah, Allah…lebih-lebih lagi musibah yang kecil dalam hidup kita akan disingkirkan oleh Allah dari kehidupan kita,,

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا...

Katakanlah bersama-sama..

يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ...يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ...لَاإِلهَ إِلَّا الله... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Selasa, 21 Juni 2011

ILMU TAJWID by.budak klnsari

Allah Ta'ala berfirman :

"Maka bacalah Al-Qur'an dengan tartil (yang sebaik-baiknya)." (QS. Al-Muzammil : 4)

Rasulullah bersabda :

"Bacalah olehmu Al-Qur'an, maka sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat/pertolongan ahli-ahli Al-Qur'an (yang membaca dan mengamalkannya)." (HR. Muslim)

Rasulullah bersabda :

"Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain." (HR. Bukhori)

Sebelum mulai mempelajari Ilmu Tajwid sebaiknya kita mengetahui
lebih dahulu bahwa setiap ilmu ada sepuluh asas yg menjadi dasar
pemikiran kita. Berikutnya dikemukakan 10 asas Ilmu Tajwid.

  1. Pengertian Tajwid menurut bahasa : Memperelokkan sesuatu.
    Menurut istilah Ilmu Tajwid : Melafazkan setiap huruf dari makhrajnya yang
    betul serta memenuhi hak-hak setiap huruf.

  2. Hukum mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardhu Kifayah dan
    mengamalkannya yakni membaca Al-Quran dgn bertajwid adalah
    Fardhu Ain bagi setiap muslimin dan muslimat ygt mukallaf.

  3. Tumpuan perbincangannya : Pada kalimah² Al-Quran.

  4. Kelebihannya : Ia adalah semulia mulia ilmu kerana ia langsung berkaitan
    dgn kitab Allah Al-Quran.

  5. Penyusunnya : Imam-Imam Qiraat.

  6. Faedahnya : Mencapai kejayaan dan kebahagiaan serta mendapat
    rahmat dan keredhaan Allah didunia dan akhirat. Insya-Allah.

  7. Dalilnya : Dari Kitab Al-Quran dan Hadis Nabi ( S.A.W )

  8. Nama Ilmu : Ilmu Tajwid

  9. Masalah yg diperbaincangkan : Mengenai keadah² dan cara²
    bacaannya secara keseluruhan yg memberi pengertian hukum² cabangan.

  10. Matlamatnya : Memelihara lidah daripada kesalahan membaca ayat²
    suci Al-Quran pada ketika membacanya. Membaca sejajar dgn
    penurunannya yg sebanar dari Allah ( S.W.T )

Tingkatan Bacaan Al Quran

Terdapat 4 tingkatan atau mertabat bacaan Al-Quran iaitu bacaan
dari segi cepat atau perlahan.

  1. At-Tartil : Bacaannya yg perlahan², tenang dan melafazkan setiap
    huruf daripada makhrajnya yg tepat serta menurut hukum²
    bacaan Tajwid dgn sempurna, merenung maknanya, hukum dan
    pengajaran daripada ayat.

  2. At-Tahqiq : Bacaannya seperti Tartil cuma lebih lambat dan perlahan,
    seperti membetulkan bacaan huruf drp makhrajnya, menepatkan kadar
    bacaan mad dan dengung.

  3. Al-Hadar : Bacaan yg cepat serta memelihara hukum²
    bacaan Tajwid.

  4. At-Tadwir : Bacaan yg pertengahan antara tingkatan bacaan
    Tartil dan Hadar, serta memelihara hukum² Tajwid.

Perhatian :
* Tingkatan bacaan Tartil ini biasanya bagi mereka yg sudah mengenal
makhraj² huruf, sifat² huruf dan hukum² Tajwid. Tingkatan bacaan ini
adalah lebih baik dan lebih diutamakan.

* Tingkatan bacaan Tahqiq ini biasanya bagi mereka yg baru belajar
membaca Al-Quran supaya dpt melatih lidah menyebut huruf
dan sifat huruf dgn tepat dan betul.

* Tingkatan bacaan Hadar pula biasanya bagi mereka yang
telah menghafal Al-Quran, supaya mereka dapat
mengulang bacaannya dlm masa yg singkat.

* Tingkatan terakhir pula ialah Tadwir yakni pertengahan
antara Tartil dan Hadar

::TAFSIR::
Surah Al Muzzammil 4
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw supaya membaca Alquran secara seksama (tartil), ialah membaca Alquran dengan pelan-pelan dengan bacaan yang fasih serta merasakan arti dan maksud dari ayat-ayat yang dibaca itu, sehingga berkesan di hati. Perintah ini dilaksanakan oleh Nabi SAW. Dari Siti `Aisyah beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca Alquran dengan tartil, sehingga surah yang dibacanya menjadi lebih lama dari ia membaca biasa.
Dalam hubungan ayat ini Abdullah bin Mugfil berkata:

رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم فتح مكة على ناقته يقرأ سورة الفتح فرجع في قراءته
Artinya:

"Aku melihat Rasulullah SAW pada hari penaklukan kota Mekah, sedang menunggang unta, beliau membaca surah Al Fath di mana bacaan itu beliau melakukan tarji' (bacaan lambat dengan merasakan artinya).
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Pengarang buku Fathul Bayan berkata: Yang dimaksud dengan pengertian tartil ialah kehadiran hati ketika membaca dan tidaklah yang dimaksud itu asalkan mengeluarkan bunyi dari tenggorokan dengan memoncong-moncongkan muka dan mulut dengan alunan lagu, sebagaimana kebiasaan yang dilakukan pembaca-pembaca Alquran zaman sekarang baik di Mesir maupun di Mekah dan sebagainya. Membaca yang seperti itu adalah suatu bacaan yang dilakukan orang-orang yang tidak mengerti agama".
Membaca Alquran secara tartil mengandung hikmah yaitu terbukanya kesempatan untuk memperhatikan isi ayat-ayat yang dibaca dan di waktu menyebut nama Allah si pembaca akan merasa kemahaagungan-Nya. Ketika tiba pada ayat yang mengandung janji, pembaca akan timbul harapan-harapan, demikian juga ketika membaca ayat ancaman, pembaca akan merasa cemas.
Sebaliknya yakni membaca Alquran secara tergesa-gesa atau dengan lagu yang baik tetapi tidak memahami artinya adalah suatu indikasi bahwa si pembaca tidak memperhatikan isi ayat yang dikandung oleh ayat-ayat yang dibacanya

BAB II

HURUF-HURUF HIJAIYYAH DAN MAKHROJNYA

BAB III

CARA MEMBACA TA'AWWUDZ, BASMALAH DAN AWAL SURAT

Lafazh Ta'awudz adalah :

Lafazh basmalah adalah :

Adapun cara membaca Ta'awwudz, Basmalah dan Awal Surat ada 4 (empat) macam :

1. Bacaan Ta'awwudz, Basmalah dan Awal Surat masing-masing diputuskan (terpisah).

Seperti :

(berhenti)

(berhenti)

2. Bacaan Ta’awwudz, Basmalah dan Awal Surat masing-masing disambungkan (diwasholkan).

Seperti :

3. Bacaan Ta’awwudz dihentikan, dan Basmalah disambung dengan Awal Surat .

Seperti :

(berhenti)

4. Bacaan Ta’awwudz dan Basmalah dismbung sedang Awal Surat tidak.

Seperti :

(berhenti)




BAB IV

CARA MEMBACA BASMALAH

Adapun cara membaca basmalah ada 4 macam, 3 macam di antaranya hukumnya boleh dan satu macam lagi terlarang.

Dan tiga macam yang diperbolehkan adalah :

1. Bacaan Basmalah tidak tersambung/berhenti pada akhir Surat pertama demikian pula awal Surat yang kedua tidak disambung dengan Basmalah, maksudnya Akhir Surat pertama, Basmalah dan Awal Surat kedua masing-masing terpisah.

Seperti :

(berhenti)

(berhenti)


2. Membaca Akhir Surat pertama secara terpisah, kemudian membaca Basmalah dan Awal Surat kedua secara sambung (wishol), maksudnya berhenti setelah membaca ayat terakhir pada surat pertama, kemudian membaca Basmalah disambung dengan Awal Surat kedua.

Seperti :

(berhenti)

3. Membaca Akhir Surat pertama, Basmalah dan Awal Surat kedua secara disambung seluruhnya.

Seperti :

4. Adapun yang dilarang adalah membaca Akhir Surat pertama disambung dengan Basmalah, kemudian berhenti, lalu membaca Awal Surat yang kedua. Hal ini dilarang karena dikhawatirkan muncul anggapan bahwa Basmalah merupakan akhir surat pertama.

Seperti :

(berhenti)



BAB V

HUKUM BACAAN ALIF-LAM (AL)

Hukum bacaan alif-lam (AL) terbagi 2 (dua), yaitu : AL-QOMARIYYAH dan AL-SYAMSIYYAH.

1. AL-QOMARIYYAH, adalah bila setelah alif-lam (AL) terdapat salah satu dari huruf-huruf qamariyyah, maka "AL" tersebut dibaca secara jelas/terang bunyinya (Izh-har Qamariyyah). Adapun huruf-huruf Qamariyyah ada 14 yang terangkum dalam kalimat :

Contoh-contoh bacaan AL - Qamariyyah :

Al-fīlu

Al-awwalu

Al-qur'ānu

Al-birru

Al-kitābu

Al-jannatu

Al-mulku

Al-hamdu

Al-wahyu

Al-kholqu

Al-Hidayatu

Al-'ilmu

Al-yaumu

Al-ghōsyiyatu

Alif-lam Qamariyyah bila berada di permulaan kalimat (ayat), maka dibaca jelas "AL"-nya sebagaimana contoh di atas. Namun apabila Alif-lam Qamariyyah berada di tengah kalimat maka hamzah washolnya tidak dibaca, yang dibaca hanya lamnya saja. (Alif tidak pernah menerima baris, selalu dalam keadaan mati).

Contoh :

Al-qur'ānul karīmu

Al-malikul haqqul mubīnu

2. AL-SYAMSIYYAH, adalah bila setelah alif-lam (AL) terdapat salah satu dari huruf-huruf syamsiyyah, maka "AL" tersebut tidak dibaca tetapi langsung dipadukan dengan huruf syamsiyyah setelahnya, biasanya huruf setelah "AL" Syamsiyyah diberi tanda tasydidi/syaddah. Hukum bacaannya disebut IDGHOM SYAMSIYYAH. Adapun huruf-huruf Qamariyyah ada 14 yang menjadi awal setiap kata dalam kalimat berikut :

Contoh-contoh bacaan AL - Syamsiyyah :

Asy-syamsu

At-taubatu

Ash-shomadu

Ats-tsulutsu

Adl-dluhā

Ad-dunyā

Ath-thōriqu

Adz-dzikru

Azh-zhōlimu

Ar-rohmānu

Al-laylu

Az-zīnatu

An-ni'matu

As-samã-u

Alif-lam Syamsiyyah baik berada di permulaan kata/ayat atau dalam rangkaian beberapa kata, lamnya tidak dibaca, tetapi dipadukan dengan huruf-huruf syamsiyyah di depannya (yang bertanda tasydid).

Contoh :

An-nafsa bin nafsi

As-sinna bis sinni

Keterangan :

ā = dibaca panjang seukuran satu alif atau dua harokat è aa

ī = dibaca panjang seukuran satu alif atau dua harokat è ii

ū = dibaca panjang seukuran satu alif atau dua harokat è uu

ō = dibaca panjang seukuran satu alif atau dua harokat è oo

hal ini akan dibahas lebih rinci pada pembahasan tentang MAD

BAB VI

HUKUM MEMBACA LAFZHUL JALAALAH (اﷲ)

Cara membaca lafazh Allah dalam Al-Qur'an ada dua macam, yaitu :

1. Dibaca Tebal jika didahului oleh huruf berbaris fathah dan dhommah.

Contoh :

syahidal-lōhu

Rosūlul-lōhi

2. Dibaca tipis jika didahului oleh huruf berbaris kasroh.

Contoh :

bismillāhi

BAB VII

HUKUM BACAAN NUN MATI DAN TANWIN

Nun mati adalah nun yang bertanda sukun dan baris dua (tanwin)

Setip nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah (kecuali alif), maka cara membacanya ada 4 (empat) macam, yaitu :

1. Izh-har

2. Idghom

3. Ikhfa

4. Iqlab

BAB VIII

I Z H - H A R

Izhar artinya jelas, yakni menyatakan bacaan nun mati dan tanwin dengan jelas (suara "N"nya), tidak samar dan tidak berdengung (suara yang keluar dari hidung). Huruf-huruf IZH-HAR itu ada enam yang dinamakan "huruf halqi" sehingga hukum bacaannya disebut IZH-HAR KHALQI, yaitu :

Huruf-huruf tersebut terhimpun dalam setiap kata dari 6 kalimat berikut :

Contoh bacaan IZH-HAR

Nun mati dalam 2 kata


Nun mati dalam satu kata

man - āmana


yan-awna

in - huwa


yan - hawna

min - 'ilmin


yan - 'iqu

min - hasanatin


yan - hitūna

min - ghillin


fasayun - ghidlūna

min - khoirin


wal mun - khoniqotu

Contoh beberapa bacaan tanwin

kullun - āmana

salāmun - hiya

'alīmun - hakīmun

samī'un - 'alīmun

'azīzun - ghōfūrun

dzarrotin - khoiron


BAB IX

I D G H O M

Idghom artinya memasukkan, yakni memasukkan/meleburkan/menyatukan bunyi nun mati atau tanwin ke dalam salah satu huruf idghom, sehingga bila keduanya dibaca seperti satu huruf yang bertasydid.

Huruf idgom itu ada 6, Semuanya terangkum dalam kalimat :

Idghom terbagi dua :

1. Idghom bighunnah (berdengung pada hidung) : yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf : و م ن ي

Ketika membaca bacaan idhom bighunnah harus ditahan selama satu alif atau dua harokat.

Contoh :

liqowmiy - yu'minūn

iy - yaqūlū

hiththotun -

naghfirlakum

lan - nad'uwā

hudam - min

mim - malja-in

hudaw - warohmatan

miw - warõ-ihim

2. Idghom bilāghunnah (tidak berdengung) : yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf :ل ر

Ketika membaca bacaan idhom bilāghunnah tidak boleh ditahan.

Contoh :

hudal - lilmuttaqīn

yubayil - lanā

ghofūrur - rohīm

mir - robbihim

Hukum bacaan Idghom trejadi hanya bila nun mati dan huruf idghom terdapat dalam dua kata yang terpisah, dan bila nun mati dan huruf idghom terdapat dalam satu kata, maka cara membacanya harus jelas suara "N"nya (Izh-har Mutlaq).

Contoh :

bun - yānun

qin - wānun

shin - wānun

Catatan :

Selain jenis idghom di atas, masih ada lagi jenis idghom lainnya, yaitu :

a) IDGHOM MUTAMATSILAIN

Terjadi apabila bertemunya dua huruf yang sama makhroj dan sifatnya di mana huruf pertama mati dan huruf keduanya hidup.

Contoh :

dzal bertemu dzal

idz - dzahaba

ba bertemu ba

idhrib - bi 'ashōka

dal bertemu dal

wa qod - dakholū

b) IDGHOM MUTAJANISAIN

Terjadi apabila bertemunya dua huruf yang makhroj dan sifatnya sama/sejenis di mana huruf pertama mati dan huruf keduanya hidup..

Contoh :

ta bertemu tho

wa qōlath - thõifatun

ta bertemu dal

atsqolad-da'awallōhu

dzal bertemu zho

izh - zholamū

qaf bertemu ro

qur - robbi

c) IDGHOM MUTAQORAIBAIN

Terjadi apabila bertemunya dua haruf yang makhroj dan sifatnya berdekatan di mana huruf pertama mati dan huruf keduanya hidup..

Contoh :

Ba bertemu mim

Yā bunayyar kam-ma'anā

tsa bertemu dzal

Yalhadz - dzālika

Qaf bertemu kaf

Alam nakhluk - kum

Bila kedua huruf yang bertemu tersebut adalah salah satu dari huruf qolqolah, maka hukum qolqolahnya tidak dibaca. (lihat bab qolqolah).


BAB X

IKHFA

Ikhfa artinya menyamarkan, yaitu menyamarkan suaran nun mati atau tanwin (antara suara "N" atau "NG") sehingga menimbulkan suara berdengung di hidung bila bertemu salah satu daru huruf-huruf ikhfa. Bacaan ikhfa harus ditahan selama satu alif atau dua harokat. Adapun huruf ikhfa ada 15, yaitu :

Contoh bacaan :

BAB XI

IQLAB

Iqlab artinya mengganti/menukar/membalikkan, yakni menukar/mengganti bacaan nun mati atau tanwin menjadi suara "M" dengan berdengung ketika bertemu dengan huruf ba. Bacaan iqlab harus ditahan selama satu alif atau dua harokat.

Contoh :


BAB XII

HUKUM MIM MATI

Jika mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah kecuali alif, maka cara membacanya ada tiga macam, yaitu :

1. IDGHOM MUTAMATSILAIN

Yaitu apabila mim mati bertemu dengan mim, maka membacanya dengan memadukan kedua huruf tersebut dengan suara dengung (ghunnah) selama satu alif atau dua harokat.

Contoh :

2. IHKFA SYAFAWI

Yaitu apabila mim mati bertemu dengan ba, maka membacanya dengan menyamarkan suara mim dan dengan suara dengung (ghunnah) selama satu alif atau dua harokat.

Contoh :

3. IZH-HAR SYAFAWI

Yaitu apabila mim mati bertemu dengan huruf-huruf selain mim dan ba, maka membacanya harus dengan jelas.

Contoh :

BAB XIV

HUKUM BACAAN RO

Hukum bacaan ro itu ada tiga macam , yaitu :

1. TAFKHIM, artinya ro dibaca tebal

RO dibaca tebal apabila dalam keadaan :

a. RO berbaris fathah/fathatain atau dhommah/dhommatain.

Seperti :

b. RO mati/sukun dan huruf sebelumnya berbaris fathah atau dhommah

Seperti :

c. RO mati bila di hadapannya terdapat huruf berbaris fathah atau kasroh dan huruf sebelumnya berbaris kasroh 'aridhoh berhamzah washol (hamzal washolnya tidak dibaca)

Seperti :

d. RO di akhir kalimat yang berbaris fathah, dhommah/dhommatian, atau kasroh/kasrotain di akhir kalimat/ayat yang diwaqofkan (berhenti) yang didahului huruf berbaris dhoomah atau fathah.

Seperti :


e. RO di akhir kalimat yang berbaris fathah, dhommah/dhommatian, atau kasroh/kasrotain di akhir kalimat/ayat yang diwaqofkan (berhenti) didahului huruf selain huruf 'ya' yang berbaris mati/sukun dan didahului lagi huruf berbaris fathah atau dhommah.

Seperti :

2. TARQIQ, artinya ro dibaca tipis

RO dibaca tipis bila dalam keadaan :

a. RO berbaris karoh atau kasrotain

Seperti :

b. RO mati/sukun didahului huruf berbaris kasroh

Seperti :

c. RO yang berbaris fathah, dhommah/dhommatian, atau kasroh/kasrotain di akhir kalimat/ayat yang diwaqofkan (berhenti) yang didahului huruf berbaris kasroh.

Seperti :

muqtadir

d. RO bertanda hidup (kasro/kasrotain atau dhoma/dhommatain) yang didahului oleh huruf ya mati/sukun dan diwaqofkan (berhenti).

Seperti :

e. RO di akhir kalimat yang berbaris fathah, dhommah/dhommatian, atau kasroh/kasrotain di akhir kalimat/ayat yang diwaqofkan (berhenti) didahului huruf selain huruf 'ya' yang berbaris mati/sukun dan didahului lagi huruf berbaris kasroh.

Seperti :

as-sihr

3. TARQIQ DAN TAFKHIM, artinya ro boleh dibaca tipis atau tebal.

RO mati dan huruf sebelumnya berbaris kasroh kemudian di hadapannya ada salah satu huruf isti'la ( ).

Seperti :

BAB XIII

HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID

Adapum mim dam nun bertasydid itu dibaca dengan berdengung di hidung selama satu - satu setengah alif atau dua - tiga harokat. Hukum bacaan ini disebut WAJIBUL GHUNNAH / TAJIBUL GHUNNAH.

Contoh :